Aktivitas tambang batu yang berlokasi di Desa Cipicung, Kec. Sukatani, Kab. Purwakarta, Prov. Jawa Barat cukup mengganggu waktu istirahat warga setempat.
Purwakarta, Infoindependen.com – Pasalnya, salah seorang warga Desa Cipicung curhat ke awak media, saat malam yang seyogyanya tidur terlelap malah terbangun akibat adanya kegiatan tambang material batu pada malam hari.
Berdasarkan curhat dan aduan warga setempat, awak media mendatangi tambang batu yang dikelola PT. Lestari dan diterima dengan baik oleh jajaran Humas perusahaan.
Salah seorang staf Humas PT. Lestari, Yadim mengungkapkan, sejak beraktivitasnya tambang batu PT. Lestari, pihaknya telah berkoordinasi dengan warga setempat melalui aparat desa.
“Saya sudah 2 tahun bekerja di PT. Lestari dan koordinasi lingkungan juga berjalan dengan baik melalui pihak desa,” ungkapnya, Kamis (30/5/2024) lalu.
Menurut Yadim, pihaknya juga sudah ada kesepakatan dengan lingkungan, jam operasional perusahaan berakhir pada pukul 00.00 WIB.
“Sesekali memang lebih sedikit, kalau ada yang belanja agak banyak,” akunya.
“Jadi untuk koordinasi lingkungan, pihak perusahaan setiap bulan ada menyisihkan dari hasil keuntungan dan dibayar melalui staf desa,” jelasnya.
‘Nominalnya Rp 4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah), dengan rincian Rp 4 juta untuk lingkungan dan Rp 500 ribu untuk Karang Taruna,” terang Yadim.
“Kalau dari PT. Panghegar kurang tau berapa-berapanya,” imbuhnya.
Ketika awak media mempertanyakan, kenapa masih ada warga yang komplain dengan suara bising dari akibat aktivitas tambang batu, padahal sudah ada biaya kompensasi dari pihak perusahaan, Yamin meminta awak media mengkonfirmasi ke pihak Desa Cipicung..
“Setiap bulan ada staf desa ke kantor kita, bukti tanda terima juga ada. Kalau teknis ke warga lingkungan bagaimana penyalurannya, itu ada pada pihak desa,” ujar Yadim.
Hingga berita ini naik ke meja redaksi, Kepala Desa Cipicung, Kec. Sukatani, belum dapat dikonfirmasi awak media (Kontributor: Jimmy)