Sebanyak 15 orang anak siswa SDN Cidadap 1 yang beralamat Jalan Goal para KM 5 Desa Limbangan, Kec Sukaraja, Kab. Sukabumi, mengalami keracunan massal, Senin (13/5/2024).
Sukabumi, Infoindependen.com – Adapun penyebab keracunan diduga dari makanan / jajanan yang dijual oleh warung yang berada tidak jauh dari lingkungan sekolah.
Kronologis kejadian sekitar pukul 09:30 Wib, dengan adanya anak / siswa sekolah yang mengalami gejala pusing, mual, dan awalnya hanya satu orang yang bernama Khoirunnisa (8 thn), kemudian dibawa ke ruang guru lalu dilakukan pertolongan pertama dengan diberi minum air hangat dan teh manis karena kondisinya pucat.
Karena tidak mau dibawa ke Puskesmas, anak tersebut memilih pulang, kemudian dipulangkan atas seijin ibu Tira selaku Guru kelas dan diantarkan oleh guru tersebut.
Setelah mengantar pulang muridnya itu, lalu ibu Guru tersebut kembali ke kelas untuk menanyakan siapa lagi yang makan makanan warung “Hot Spicy Latiro” tersebut. Kemudian ia segera menyiapkan air hangat dan teh manis untuk murid sejumlah 14 orang karena mengalami gejala yang sama.
Karena kondisinya tidak kunjung membaik, kemudian pihak sekolah atas perintah Kepala Sekolah, Alan Suherlan, S.Pd., agar semua anak yang mengalami keracunan supaya dibawa ke Puskesmas untuk segera ditangani kedaruratan.
Setelah tiba di Puskemas pukul 10:30 Wib, semua anak yang mengalami gejala pusing dan mual langsung mendapat penanganan dari tim medis Puskesmas, Bapak Taupan, kemudian dilakukan pemeriksaan dan diberi obat resep dari Dokter Puskesmas
Sekitar pukul 12:00 Wib kegiatan pemeriksaan oleh tim medis Puskesmas terhadap seluruh anak-anak yang mengalami keracunan pun selesai, lalu dijemput oleh orangtuanya masing-masing.
Adapun dugaan keracunan massal yang dialami oleh siswa kelas 2 SDN Cidadap 1 ini, berdasarkan hasil penelusuran sementara diakibatkan oleh makanan ringan produk Cina yang marak beredar di warung-warung.
Selanjutnya tim medis dari Puskesmas mengambil sample makanan ringan tersebut untuk dibawa ke Dinas Kesehatan Kab. Sukabumi untuk di cek di BPOM. Hingga saat ini perkembangan anak selanjutnya terus dipantau tim medis. (Kontributor: Ludy)