Hadiri Deklarasi, Lapangan Pancasila Ende jadi Lautan Massa Melki-Johni

0
90

Belasan ribu massa tumpah ruah di lapangan Pancasila Kota Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menghadiri deklarasi akbar pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma, Jumat (20/9/2024) sore.

Ende, Infoindependen.com – Belasan ribu warga Kabupaten Ende tumpah ruah di Lapangan Pancasila, Kota Ende. Warga hadir dari berbagi penjuru Kabupaten Ende menghadiri deklarasi akbar pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dan Johni Asadoma.

Sejak pukul 13.00 Wita, massa mulai berdatangan ke lapangan yang letaknya persis di samping taman permenungan Bung Karno di Jalan Soekarno, Kota Ende. Massa memadati lapangan Pancasila yang dikenal juga dengan sebutan Lapangan Perse Ende. Massa pendukung paket Melki-Johni menyebar di tribun kiri, kanan dan tumpah ruah di tengah lapangan Pancasila.

Deklarasi pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, tidak saja dihadiri oleh massa di Kabupaten Ende saja, akan tetapi dihadiri pula massa pendukung Paket Melki-Johni dari kabupaten-kabupaten tetangga seperti dari Kabupaten Ngada, Nagekeo, Sikka dan Flores Timur.

Melki-Johni sebelum ke Lapangan Pancasila, diterima secara adat di kampung halamannya sendiri di Kanakera Ndona. Tiba di Lapangan Pancasila. Melki-Johni yang didampingi isteri masing-masing yaitu Asty Laka Lena dan Vera Sirait Asadoma disambut riang gembira oleh belasan ribu massa yang menanti.

Dalam orasinya dihadapan belasan ribu massa, Calon Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, hilirisasi yang menjadi salah satu program andalan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran akan dikembangkan di NTT dalam bentuk industri pengolahan barang-barang komoditi pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan.

“Hilirisasi yang kita lakukan kedepan bukan soal tambang tetapi yang ingin dilakukan bersama Kaka Johni Asadoma adalah mendorong hilirisasi seluruh hasil bumi yang selama ini dijual mentah-mentah ke luar NTT agar memiliki nilai tambah dan membuka lapangan kerja yang luas bagi rakyat NTT,” sebutnya.

Wakil Ketua Umum DPP Golkar ini mengatakan, jika dahulu dibiarkan banyak hasil bumi dari NTT keluar dalam bentuk mentah, ke depan di tangan Melki-Johni hasil bumi dari NTT tidak akan keluar dalm bentuk bahan mentah.

“Dengan didukung oleh teman-teman DPR RI sebanyak 7 orang, DPRD Provinsi NTT sebanyak 36 orang, dan DPRD Kabupaten/Kota di NTT sebanyak  384 orang dalam koalisi kita, maka kami pastikan kekayaan bumi NTT ini tidak akan keluar mentah-mentah dari bumi NTT. Kita akan kembangkan baik itu dalam skop UMKM, atau skala industri,” sebut Melki Laka Lena.

“Kita ingin agar nanti Jahe dari tanah Flores ini, Ubi dari tanah Flores ini, Pisang dari tanah Flores ini, Ikan dari para nelayan yang ada di tanah Flores ini tidak keluar mentah-mentah lagi, minimal kita olah jadi barang setengah jadi baru kita jual keluar,” ujar Melki Laka Lena disambut kata setuju belasan ribu massa pendukung.

Disebutkan Melki Laka Lena, dengan hilirisasi tersebut, nilai tambahnya dinikmati oleh masyarakat sebagai orang-orang yang menjadi penghasil dari hasil bumi di NTT.

“Itu adalah salah satu bagian dari kita agar NTT maju dari bidang ekonomi,” ujarnya.

Sementara, Calon Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma mengatakan, sejak purna bhakti dari anggota Polri dengan jabatan terakhir sebagai Kapolda NTT, ia mengabdikan diri sebagai kader partai Gerindra.

“Saya dengan Pak Melki Laka Lena ditugaskan oleh Bapak Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Gerindra dan Presiden terpilih untuk maju sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT,” sebut Johni Asadoma.

Dikesempatan yang sama pula, Anggota Komisi XI yang juga Ketua DPW PAN NTT, Ahmad Yohan yang turut hadir pada acara deklarasi tersebut, mengingatkan warga NTT khususnya di Ende agar tidak terpengaruh dengan politik uang.

“Saya dengar ada calon yang bagi-bagi uang dan barang untuk dapat dukungan masyarakat. Di tempat ini saya sampaikan, jangan percaya, calon seperti itu adalah calon yang takut kalah, calon yang tidak percaya diri dan merusak demokrasi,” sebut politisi yang akrab disapa Bang AYO ini.

“Harga ayam di pasar Rp 75.000, jika dia kasih Rp 50.000 itu artinya harga diri kita semua lebih murah dari ayam di pasar. Baru sekarang mau bagi-bagi uang, dulu dia kemana saat kita susah,” sebut AYO disambut sorak riang para pendukung.

Acara deklarasi akbar itu diwarnai dengan hiburan rakyat dengan menghadirkan Golgota Voice, NTT Voice, Ivan Nestroman, Laskar Ana Fua dan Silet Open Up. (Kontributor: Damianus Manans)

BACA JUGA :  PDI Perjuangan Siap Menangkan H. Iyos Somantri dan Zainul S di Pilkada Kabupaten Sukabumi