Pj Walikota Sabang: Tradisi Kenduri Laot Harus Bisa Dikemas Menjadi Objek Wisata Menarik

0
39
Foto: Tradisi memperbaiki sarana melaut seperti menambal jaring ikan.

Pj. Walikota Sabang Drs. Reza Fahlevi, M.Si., mengatakan, tradisi Kenduri Laot yang merupakan budaya saklar bagi masyarakat nelayan, semestinya harus bisa dikemas menjadi objek wisata menarik, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Sabang pada saat pelaksanaan Kenduri Laot dapat menikmati tradisi bagaimana cara nelayan kebiasaan masyarakat nelayan melakukan aktivitas melaut.

Sabang, Infoindependen.com – “Sabang ini yang dikelilingi laut dan didalamnya ada tradisi yang saklar dimana pada saat-saat tertentu nelayan sendiri dilarang (pantang) melaut, seperti ketika dilaksanakan Kenduri Laot. Nah, bagaimana caranya agar, wisatawan yang berkunjung pada saat pelaksanaan Kenduri Laot juga bisa menikmatinya tinggal sekarang kita ramu dengan baik,” kata Reza Fahlevi, pada saat menghadiri Kenduri Laot Lhok Ie Meule, Kecamatan Sukajaya, Kota, Sabang, (03/7/2024.

Reza menjelaskan, Sabang merupakan kawasan tujuan wisata terbaik yang ada di Aceh saat ini maka, sudah waktunya kita padukan segala kegiatan adat-istiadat dan budaya yang ada diramu dalam setiap pesta dan budaya rakyat sehingga, nilai-nilai budaya dan adat-istiadat dapat menjadi sebuah nilai berharga tinggi.

“Jadi wisatawan yang berkunjung ke Sabang tidak hanya fokus pada objek wisata yang selama ini dikunjungi, akan tetapi juga pada saat ada upacara budaya seperti Kenduri Laot dan lain sebagainya menjadi objek wisata yang menarik bagi wisatawan,” jelas mantan Kasus Pariwisata Aceh ini.

Ditambahkannya, Kenduri Laot sendiri merupakan tradisi yang saklar bagi masyarakat nelayan di Aceh Sabang khususnya, setiap pelaksanaan Kenduri Laot sesuai budaya yang disepakati oleh nelayan melalui Panglima Laot masing-masing bahwa, selama pelaksanaan Kenduri Laot yakni tiga hari nelayan setiap kawasan (Lhok) yang melakukan Kenduri Laot tidak dibenarkan melaut.

Sementara wisatawan yang berkunjung ke Sabang pada saat tersebut tentunya tidak bisa melakukan aktivitas ke wisatawan terutama dikawasan wisata Iboih, Sumur Tiga, Anoi Itam, Gapang dan Pasir Putih.

Maka, bagaimana agar wisata tetap berjalan sebagai mestinya dan wisatawan yang berkunjung ke pada saat tersebut bisa menikmati liburannya perlu dilakukan atraksi-atraksi budaya yang dipadukan dengan Kenduri Laot itu sendiri.

“Sebaiknya harus ada solusi bagaimana cara kegiatan Kenduri Laot tetap dilaksanakan sebagaimana biasanya, namun juga wisatawan juga tetap dapat menikmati liburannya selama di Sabang, dengan mengkolaborasikan kesenian dan budaya lainnya pada saat pelaksanaan Kenduri Laot, terutama di kawasan tujuan wisata seperti wisata Iboih, Sumur Tiga, Anoi Itam, Gapang dan Pasir Putih,” ujar Pj Walikota. (Jalaluddin Zky)

BACA JUGA :  Sayangi Personel, Kapolres Sabang Serahkan Daging Meugang Sambut Bulan Suci Ramadhan