“Ahh.. itu hal yang biasa karena kita ini kan rame, punya pendapat yang berbeda-beda itu biasa, karena kita di Minang ini punya pendapat masing-masing,” ujar Mahyeldi
Ajang Pilkada Serentak tahun ini sepertinya akan berlangsung sengit dan seru, dimana belum lagi proses pendaftaran ke KPU Provinsi, kandidat-kandidat yang menyatakan sikap untuk maju sebagai Calon Gubernur Sumatera Barat nanti sudah terlihat “adu tanding” di media massa, media elektronik dan media sosial.
Solok, Sumbar | Bahkan psy war pun sudah dilakukan oleh kandidat yang sepertinya sangat berambisi untuk menduduki kursi BA 1 Sumatera Barat periode 2024-2029 nanti. Seperti Capt. H. Epyardi Asda, Dt Sutan Majo Lelo, M. Mar, Bupati yang viral tahun ini, Baliho dan gambarnya sudah mulai terpampang dimana-mana dengan mottonya Otewe Sumbar.
Bupati Solok ini pun melancarkan serangan-serangannya terhadap Petahana Gubernur Sumbar, H. Mahyeldi S.P Datuak Marajo yang lebih dikenal H. Mahyeldi Ansharullah dimana memang perseteruan diantara mereka sudah berlangsung cukup lama, sehinga di moment pesta politik ini, Epyardi Asda mengeluarkan “ocehan atau curhat” di hadapan Wali Nagari dan Camat se Kabupaten Solok yang juga dihadiri Kepala SKPD Pemkab Solok saat Epyardi Asda menggelar acara buka bersama di Guest House Bupati Solok, Arosuka, Minggu (17/03/2024) lalu.
Viral setelah beredarnya video Epyardi Asda yang mengatakan Mahyeldi, Gubernur Sumbar tidak beretika dan mempertanyakan kapasitas Mahyeldi sebagai Gubernur Sumbar di akun TikTok @jon_cupak, Epyardi merasa “dilangkahi” oleh Mahyeldi yang mengadakan kunjungan Safari Ramadhan di Kabupaten Solok tanpa koordinasi.
Belum lagi soal pemecatan karyawan Aqua yang sempat diperjuangkan oleh Epyardi mengalami jalan buntu dan kembali menyalahkan Mahyeldi yang menurut penuturannya apa yang dilakukan oleh Aqua terhadap karyawannya sudah tepat menurut Mahyeldi sehingga manajemen Aqua merasa diatas angin dan menyampaikan kalimat menyakitkan kepada Epyardi seperti yang ditirukan Epyardi.
“Apa lagi pak Bupati, keputusan kami sudah disetujui Gubernur, mana yang tinggi Bupati daripada Gubernur..??? Tirunya. Sontak hal itu lama-lama membuat Epyardi emosional yang tidak terima warganya dipecat secara tidak adil tersebut.
Tidak sampai disitu saja, Epyardi juga mengecam Mahyeldi yang diduga menjual ayat-ayat suci Al Qur’an pada Safari Ramadhan nya, yang menurut Epyardi lagi untuk Safari Ramadhan tersebut Pemprov Sumbar menganggarkan Rp150 juta untuk satu kali kunjungan, seperti disampaikan Epyardi bahwa dia mendapatkan informasi tersebut dari salah satu rekannya yang ada di Banggar Provinsi Sumbar.
“Saya mendapatkan informasi dari salah satu rekan saya di Banggar Provinsi Sumbar, bahwa Gubernur mengusulkan anggaran Provinsi Sumatera Barat sebanyak seratus lima puluh juta per hari untuk anggaran dia (Mahyeldi) secara pribadi,” jelasnya.
“Lima puluh juta untuk dia melakukan Safari Ramadhan disumbangkan ke Mesjid, lima puluh juta untuk dia Ittikaf, dimana dia mau tidur dan lima puluh juta untuk dia kuliah subuh dan itu dalam satu malam itu bisa berganti-ganti, itu saja yang dikerjakan oleh Buya kita yang terhormat ini untuk membodohi masyarakat Sumatera Barat dengan menjual ayat-ayat,” kesal Epyardi.
Menanggapi hal tersebut, H. Mahyeldi Ansharullah, Gubernur Sumatera Barat saat diwawancarai di Rumah Dinas Walikota Solok, Laing, Kota Solok pada Acara Berbuka Bersama Pemko Solok yang dihadiri Gubernur didampingi Wakil Gubernur, Audy Joinaldy beserta Jajaran Pemprov Sumbar, SKPD Kota Solok lainnya menuturkan dengan santai bahwa itu adalah hal yang biasa, Senin (25/03/2024) lalu.
“Ahh.. itu hal yang biasa karena kita ini kan rame, punya pendapat yang berbeda-beda itu biasa, karena kita di Minang ini punya pendapat masing-masing,” ujar Mahyeldi yang terlihat didampingi Wakil Gubernur, Audy Joinaldy, Walikota Solok, H. Zul Elfian Umar, S.H., M.Si, serta Wakil Walikota Solok, Dr. H. Ramadhani Kirana Putra, S.E., M.M.
Terkait Bupati Solok, Epyardi Asda sampai membawa nama Partai Keadilan Sejahtera (PKS, red) dalam videonya, Mahyeldi menyampaikan, “Namanya orang Politik itu merupakan hal yang biasa untuk membawa nama Partai lain,” ucapnya sembari tersenyum yang disambut gelak tawa sekitar.
Mahyeldi juga menuturkan secara Pemerintahan, Pemprov Sumbar sudah menyurati Pemkab Solok dan sudah dijelaskan oleh Biro Adpim, Biro Pemerintahan Provinsi Sumbar dan memberikan penjelasan kepada masyarakat.
Mahyeldi menambahkan saat kunjungan ke daerah lain di Sumatera Barat didampingi oleh Kepala Daerah seperti di Kota Solok oleh Walikota dan Wakil Walikota Solok, begitu juga di daerah lainnya seperti, Kabupaten Solok Selatan, Pariaman, Padang Pariaman dan Pasaman Barat juga didampingi akunya.
Pada kesempatan tersebut Mahyeldi juga menyampaikan bahwasannya, “saat ini kita di Sumatera Barat sedang menghadapi masalah yang cukup berat, yaitu yang berkaitan dengan rasio belanja daerah dengan pendapatan daerah, itu sangat tidak berimbang,” jelasnya.
“Bahkan ada daerah yang Pendapatan Asli Daerah (PAD, red) nya cuma delapan persen, nah kemudian belanja daerah atau belanja pegawainya sampai lima puluh tiga persen, bahkan ada juga yang akan menambah pegawai, untuk itu ditentukan kemampuan fiscal daerah, ditambah lagi kebijakan dari pusat, yang dulu namanya DAU, itu agak fleksibel kita menggunakannya, sekarang sudah deaktiv yangharus jelas penggunaannya, jadi untuk itu kita tidak mempunyai ruang yang banyak,” terang Mahyeldi.
“Untuk itu dalam situasi seperti ini, tidak ada pilihan bagi kita bagaimana kita mensinergikan seluruh potensi-potensi yang ada di pusat, di provinsi dan kabupaten/kota. Dan kita focus dengan permasalahan-permasalahan yang ada di daerah sehingga dengan sinergi ini maka dalam waktu singkat bisa kita atasi dan kita kurangi, saya kira itulah semangat yang perlu kita kembangkan saat ini,” imbuhnya.
Terhadap sikap dan etika yang kurang sopan Bupati Solok terhadap dirinya, Mahyeldi menjelaskan, “Ya.. kan kalau sikap seseorang itu tergantung kepada pengetahuan, dengan keimanan, tentunya juga tentang latar belakangnya, biasanya kan itu yang menentukan sikap seseorang,” terang Mahyeldi.
Terkait “Tantangan” Epyardi Asda pada Pilgub Sumatera Barat yang akan dating, Mahyeldi dengan tenang menuturkan, “Ya.. yang namanya demokrasi itu kan tidak ada yang boelh melarang dan jika ada yang maju ya silahkan, kalau di Sumatera Barat juga ada yang mau jadi Presiden ya silahkan, mau jadi apa juga tidak ada yang melarang, itu kan hak masing-masing,” senyumnya.
“Justru kita senang kan, banyak tokoh-tokoh yang maju berarti Sumatera Barat punya tokoh yang banyak, dan nanti kita dorong oleh masyarakat untuk tingkat Nasional, justru kita di Provinsi sekarang ini dari teman-teman OPD kita dorong untuk tingkat Pusat, yang punya kemampuan, itu makanya saya percepat, ada saya perintahkan kepada OPD untuk segera mengikuti pendidikan Adpim satu, jadi ketika mereka minta izin syaratnya udah lengkap,” jelas Mahyeldi.
Buya Mahyeldi menjelaskan, “Allah itu tidak akan memberikan amanah, tugas, kecuali kita siap untuk melakukan itu, jadi kita siapkan teman-teman ini dengan perangkat-perangkatnya,” ungkapnya.
Mengenai suasana politik saat ini, Mahyeldi menjelaskan bahwa, “untuk politik ini kan politik untuk persatuan, untuk membangun bangsa, memakmurkan rakyat, mensejahterakan rakyat, maka untuk itu dalam kenyataannya dan faktanya bahwa saya sekarang ini tidak bisa dalam politik ini bekerja sendiri, tidak bisa untuk membangun Bangsa ini satu partai itu tidak bisa, mengurus Sumatera Barat itu satu partai itu tidak bisa, untuk itu harus bersinergi, tujuan kita kan sama, untuk mensejahterakan rakyat, memakmurkan rakyat demi kemaslahatan rakyat,” pungkasnya. (JC)