Terancam Dipecat, Epyardi Asda “Curhat” Terkait Pemeriksaan Kemendagri Terhadapnya

0
1513
epyardi

Di bulan penuh keberkahan, Bulan Suci Ramadhan 1445 H ini, Pejabat Utama Pemkab Solok beserta seluruh Camat dari 14 Kecamatan dan 74 Wali Nagari serta masyarakat hadiri undangan Pemerintah Kabupaten Solok dalam acara buka bersama yang dipimpin Bupati Solok, Capt. H. Epyardi Asda, M, Mar, Dt. St. Majo Lelo di Guest House Bupati Solok, Arosuka, Minggu (17/03/2024).

Kab. Solok, Sumbar | Acara yang dibuka oleh Medison, S.Sos, M.Si, Sekda Kabupaten Solok tersebut dihadiri oleh ratusan masyarakat Kabupaten Solok yang berujung “curhat” nya Bupati Solok, Epyardi Asda. Nada bicara Epyardi Asda yang awalnya lembut tiba-tiba melonjak dengan drastis saat Epyardi menyampaikan kekecewaannya terhadap Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah.

Epyardi menyampaikan bahwa Ketua DPRD Kabupaten Solok, Dodi Hendra melalui Mahyeldi telah melaporkan dirinya ke Kementerian Dalam Negeri berdasarkan Pengaduan Ketua DPRD Kabupaten Solok, sehingga dirinya mendapatkan surat panggilan untuk klarifikasi dari Kemendagri yang menurut pengakuannya hal itu merupakan kejadian yang ke dua kalinya dia alami semenjak menjabat sebagai Bupati Solok.

Didepan ratusan massa tersebut Epyardi menerangkan, “Sebentar lagi kita juga akan melaksanakan pilkada, sekarang sudah banyak fenomena yang perlu saya informasikan bahwa setiap politisi itu selalu melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada,” ungkapnya.

epyardi
Bupati Solok, Capt. H. Epyardi Asda, M. Mar, Dt St Majo Lelo (photo : Jon Cupak)

Epyardi juga menyampaikan agar masyarakat menyikapi keadaan dengan penuh kedewasaan dengan banyaknya medsos (media sosial, red) yang sudah beredar, “informasi kepada bapak dan ibuk tokoh-tokoh politik tersebut sudah mulai mencari kesalahan-kesalahan lawan, bahkan kemaren kami didatangi oleh Irjen Kementerian Dalam Negeri RI, atas laporan dari Bapak Gubernur yang terhormat di Sumatera Barat, yang menginginkan saya diberi peringatan atau jika perlu saya dipecat sebagai Bupati,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Kapolresta Barelang Dampingi Gubernur, Waka Polda Kepri Tinjau Pelaksanaan Vaksin Pekerja Industri

“Kami jelaskan kepada Kementerian Dalam Negeri apa yang kami lakukan, menurut beberapa tokoh di Solok dan juga Gubernur Sumatera Barat, suratnya kepada Mendagri, Bupati Solok tidak layak untuk memimpin, kalau bisa diberikan teguran karena tidak ber etika,” jelasnya lagi.

Kalimat tidak ber etika tersebut sepertinya memancing emosi Epyardi Asda sehingga nada suaranya mulai meninggi dan memvonis Mahyeldi lah yang tidak ber etika, “dan saya katakan mana yang lebih tidak ber etika, seorang Gubernur datang ke daerah saya tanpa memberitahukan kepada saya,” kesalnya.

“Mana yang lebih tidak ber etika ketika seorang Gubernur diundang oleh Bupati secara resmi tetapi tidak mau hadir, sementara pada hari yang sama dia diundang oleh Kader PKS (Partai Keadilan Sejahtera, red) yang hanya dihadiri oleh 40 orang, dia lebih utamakan Kader PKS daripada diundang oleh Bupati Kabupaten Solok,” teriaknya.

epyardi
Bupati Solok, Capt. H. Epyardi Asda, M. Mar, didampingi Sekda, Medison, S.Sos, M. Si. (photo : Jon Cupak)

Lebih lanjut Epyardi menjelaskan, “Saya katakan kepada Irjen silahkan nilai sendiri, bukan hanya di Solok, Gubernur ini tidak dihargai oleh Pemda nya, seluruh Pemda tidak pernah menghargai Gubernur karena Gubernurnya tidak menghargai kami sebagai Kepala Daerah,” lantangnya.

Epyardi menerangkan kembali bahwa kedatangan Irjen Kemendagri untuk mengklarifikasi atas aduan Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah yang meminta beliau untuk diberhentikan, Epyardi lantas menyerukan apakah masyarakat setuju kalau Epyardi diberhentikan yang disambut teriakan tidak setuju dari sebagian masyarakat yang hadir.

“Emang dia doang yang pengen menjadi, dia lagi yang pengen disini (Solok, red), untuk itu mari kita bersatu masyarakat Solok semuanya, pada saat belum lagi ada jadwal pilkada, sudah mulai dengan dikatakan saya tidak ber etika, tidak menghargai Gubernur, ada laporan dari Ketua DPRD Solok yang macam-macam semuanya,” kesal Epyardi lagi.

Epyardi mengaku juga menerangkan kepada Irjen kemendagri kalau memang ada aduan masyarakat, DPRD kepada Gubernur seharusnya Gubernur yang datang ke Solok, atau Inspektoratnya yang mencheck laporan masyarakat itu benar apa tidak, “bukan langsung Gubernur kirim kepada Mendagri, agar saya dipecat,” sampainya.

BACA JUGA :  Peduli  Kasih, PT. Pertamina Patra Niaga TBBM Kabil Pemberian Santunan Ke Panti Asuhan

“Kalau memang Gubernur orangnya punya kapasitas, dia (Mahyeldi, red) perintahkan Inspektorat datang kesini, dia check laporan masyarakt benar atau tidak..?? Bukan langsung membabi buta langsung lapor kepada Mendagri, minta Bupati Solok DIPECAT…!!!” teriaknya.

Epyardi sampai membuat pernyataan, “karena dia takut saya akan maju (Pilkada, red) melawan dia.. baru ada di medsos kawan-kawan yang mengagungkan dia melihat yang ini, sudah mulai ancar-ancar PECAATT Bupati Solok yang tidak ber etika kepada Gubernur, ini sangat luar biasa ini Gubernur ini,” sinisnya.

Lantas Epyardi mengajukan pertanyaan kepada masyarakat yang hadir dan meneriakkan kalimat perlawanan terhadap Mahyeldi, “Setuju nggak kita lawan kezaliman mereka itu semua..??? mau kita bersatu semuanya..???,” himbaunya.

Akhir penyampaiannya Epyardi pun masih meneriakkan kalimat, Lawan… Lawan.. Lawan yang disambut riuh massa dan Epyardi Asda menyatakan kesiapannya untuk Maju dan Melawan di Pilkada nanti. (JC)